Jumat, 19 Juli 2013

Pengantar Ilmu Pendidikan part1

Salam Pendidikan !!!
Hari ini, saya mau posting tentang salah satu tugas mata kuliah "Pengantar Ilmu Pendidikan" terkait dengan pendidikan karakter..

Ini Soalnya: 
  1. Mengapa dalam era global ini diperlukan pendidikan karakter bagi siswa kita? Berilah argumentasi yang rasional !
  2. Apakah hubungan antara pendidikan karakter dengan kemajuan pendidikan suatu bangsa? Berilah deskripsi yang rasional !
  3. Mengapa Pendidikan karakter yang diterapkan secara terpisah dengan bidang studi tidak dapat berdampak secara optimal dalam pembentukan karakter peserta didik? Jelaskan !
  4. Bagaimanakah model pendidikan karakter yang tepat bagi siswa pada jenjang Sekolah Menengah Atas?
  5. Buatlah rancangan pendidikan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan matapelajaran, sesuai dengan bidang studi anda bagi siswa SMP/SMA !
  6. Metode apakah yang paling tepat digunakan dalam memberikan Pendidikan karakter di sekolah pada jenang SMA?
  7. Apakah indikator yang menunjukkan, bahwa pendidikan karakter di Indonesia mengalami kegagalan? Jelaskan !
  8. Bagaimanakah konsep pendidikan karakter neburut Undang-Undang No. 20/2003? Jelaskan !
  9. Pendidikan karakter mencakup tiga komponen utama, yaitu: spiritual and emotional development, intellectual development, phisical and kinestic development. Apa maksudnya? Jelaskan !
  10. Bagaimanakah tahapan pengembangan pendidikan karakter pada siswa SMA? Jelaskan !
Jawaban Saya:

  1. Pandangan saya tentang perlunya pendidikan karakter dalam era global saat ini adalah melihat segala fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, dimana orang yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi malah justru terjerumus dalam tindak pidana (seperti korupsi). Hal ini jelas dikarenakan kurangnya pendidikan karakter yang mereka terima baik di lingkungan sekolahnya maupun di lingkungan keluarganya. Sebagai generasi penerus bangsa, siswa dituntut tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual saja, akan tetapi jauh lebih penting siswa harus memiliki karakter yang baik agar kedepannya bisa menjadi cendekiawan dengan pribadi yang menawan. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan perilaku/karakternya yang baik, sopan, jujur, disiplin, menghormati orang lain, suka menolong, bergotong royong dan karakter positif lainnya. Namun saat ini, bangsa kita serasa kehilangan karakter/jati dirinya. Ini bisa dilihat dari banyaknya perilaku-perilaku masyarakat yang telah menyimpang jauh dari norma-norma yang ada. Sebagai calon guru, sudah sepatutnya kita harus berupaya menanamkan nilai-nilai luhur bangsa ke dalam diri siswa melalui pendidikan karakter tersebut. Jadi Pendidikan Karakter jelas sangat diperlukan oleh semua jajaran pelaksana dan pengenyam pendidikan terutama siswa, agar mampu dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan pendidikan nasional dalam rangka pembangunan bangsa.
  2. Hubungan pendidikan karakter dengan kemajuan pendidikan suatu bangsa adalah, Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memiliki kontribusi besar dalam menentukan maju tidaknya suatu bangsa atau negara. Hal ini bisa dilihat dari negara yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, dipastikan negara tersebut adalah negara maju. Akan tetapi pendidikan yang berkualitas tinggi disini, bukan sekedar mampu mencetak orang-orang cerdas dari segi intelektual saja melainkan juga bermartabat atau memiliki karakter (pribadi) yang baik. Seseorang yang cerdas intelektual dan memahami arti penting serta aplikasi pendidikan karakter dalam kehidupannya, maka orang tersebut akan lebih cermat dalam melakukan sesuatu sesuai dengan koridor/batas norma yang ada di lingkungannya. Sehingga pemanfaatan kecerdasan intelektualnya dengan didasari karakter yang baik akan membuatnya menjadi insan yang dihormati (disegani) oleh para tokoh masyarakat. Jika hal tersebut bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia khusunya, maka secara otomatis nama ”Pendidikan” akan menjadi hal yang bertengger sebagai bidang penentu kemajuan bangsa kita. Karena bangsa lain akan beranggapan bahwa pendidikan di Indonesia benar-benar menjadikan manusia yang seutuhnya dimana memiliki pribadi yang baik dengan dibalut oleh kecerdasan intelektual.
  3. Pandangan saya tentang pendidikan karakter yang diterapkan terpisah dengan bidang studi di sekolah saat ini adalah sangat kurang optimal. Hal ini dikarenakan secara umum pendidikan karakter yang dienyam siswa di sekolah selalu dititikberatkan pada pelajaran Agama dan PKn dimana masih belum bisa bersifat kontekstual. Padahal pendidikan karakter harus bersifat kontekstual dalam artian melekat pada kasus dan konteks mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu intensitas pelajaran PKn dan Agama jauh lebih singkat waktunya dibandingkan pelajaran lainnya seperti IPA, IPS, Matematika dan lain-lain. Siswa yang memiliki pemikiran kritis akan selalu menganggap bahwa pendidikan karakter bukanlah hal yang wajib, akan tetapi hanya sebatas formalitas saja. Argumen ini muncul karena selain kurang aplikatifnya pendidikan karakter tersebut, juga dikarenakan intensitas pelajaran tentang pendidikan karakter yang mereka terima sangat singkat dan membuat mereka malas serta terkadang tak menghiraukannya. Oleh sebab itu pendidikan karakter tidak bisa diterapkan terpisah dari bidang studi karena akan memunculkan argumen-argumen negatif dari siswa dalam materi pendidikan karakter yang mereka terima dengan singkat dan hanya terkesan basa-basi belaka tanpa ada tindak aplikatifnya. Sehingga diperlukan upaya agar semua bidang studi bisa menerapkan pendidikan karakter bagi siswanya.
  4. Model Pendidikan karakter yang tepat bagi siswa SMA adalah model pendidikan karakter yang bisa membuat siswa menjadi pribadi holistic atau pribadi yang bisa berfikir kreatif, bertanggung jawab dan mandiri. Model yang tepat tersebut adalah model gabungan antara model yang terintegrasi pada semua bidang di sekolah dengan yang ada di luar sekolah. Disini semua guru bisa terlibat dan juga bisa berinteraksi dengan pihak luar dalam mengembangkan diri dan siswa terutama. Siswa menerima informasi tentang nilai-nilai sekaligus juga diperkuat dengan pengalaman melalui kegiatan-kegiatan yang terencana dengan baik. Mengingat pendidikan karakter merupakan salah satu fungsi dari pendidikan nasional, maka sepatutnya pendidikan karakter ada pada setiap materi pelajaran. Oleh karena itu, pendekatan secara terintegrasi merupakan pendekatan minimal yang harus dilaksanakan semua tenaga pendidik sesuai dengan konteks tugas masing-masing disekolah, termasuk dalam hal ini adalah konselor sekolah. Namun, bukan berati bahwa pendekatan yang paling sesuai adalah dengan model integratif. Pendekatan gabungan tentu akan lebih baik lagi karena siswa bukan hanya mendapatkan informasi semata melainkan juga siswa menggali nilai-nilai pendidikan karakter melalui kegiatan secara kontekstual sehingga penghayatan siswa lebih mendalam dan tentu saja lebih menggembirakan siswa. Dari perspektif ini maka konselor sekolah dituntut untuk dapat menyampaikan informasi serta mengajak dan memberikan penghayatan secara langsung tentang berbagai informasi nilai-nilai karakter.
  5. Dalam bidang pendidikan yang saya pelajari yaitu matematika, dapat diterapkan suatu rancangan pembelajaran dimana terdapat interpretasi dari pendidikan karakter yang akan dicapai, misalnya:
    1. Untuk mengetahui karakter jujur siswa, disini kami memberikan pelatihan/materi berupa kuis tentang matematika: seperti dalam mencari luas suatu bangun datar, siswa yang menyontek pada siswa lainnya dengan tergesa-gesa, alur jawabannya akan melenceng dari yang seharusnya. Sehingga disini dapat disimpulkan bahwa jika jawaban siswa tersebut terkesan multitafsir/ambigu maka kemungkinan besar dia tidak jujur.
    2. Untuk mengetahui karakter percaya diri siswa, disini kami memberikan pelatihan/materi berupa kuis tentang matematika: seperti dalam menghitung volume suatu bangun ruang. Siswa yang percaya diri, dengan segala kemampuannya ia berusaha untuk menghitung volume tersebut, karena perhitungan volume pada umunya sangatlah mudah. Sehingga kemungkinan perhitungan meleset-pun sangat kecil. Bagi siswa yang tidak percaya diri, umumnya jawaban hasil hitungannya akan melenceng jauh dari yang seharusnya, karena ia tidak menghitung dengan kemampuan dirinya sendiri. Sehingga opsi akhirnya ia adalah melakukan tindakan mengarang bebas jawaban.
  6. Metode Pendidikan karakter yang tepat bagi siswa SMA adalah metode yang disebut sebagai “Refleksi Rutin” atau Apperception. Hal ini dilakukan dengan meminta para siswa untuk mengikuti kegiatan Refleksi Pilar selama 15-20 menit sesuai dengan pilar yang sedang diterapkan saat itu. Pemberian waktu khusus untuk refleksi memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan secara verbal pengetahuannya, kecintaannya, dan bagaimana seharusnya mereka bertindak sesuai pilar.
  7. Indikator yang menunjukkan bahwa pendidikan karakter di Indonesia mengalami kegagalan adalah masih merajalelanya tindak pidana korupsi yang seakan mustahil untuk dibasmi. Korupsi merupakan tindakan yang sangat menyimpang dari norma yang ada dalam masyarakat. Akan tetapi, pelaku korupsi bukanlah orang-orang yang bodoh atau hanya ikut-ikutan. Mereka semua itu adalah orang-orang pintar dan cerdas dalam intelektual, namun ”nol” dalam pribadi/karakter yang telah mereka dapatkan sejak dini. Ini jelas membuktikan bahwa bobroknya bangsa ini, adalah karena pendidikan karakter yang sangat minim atau bahkan gagal diterapkan dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan lainnya. Selain itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) Indonesia yang masih rendah dimana berada di urutan 111 dari 181 negara di dunia. HDI yang merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia yang digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang, membuat Indonesia masih berada di taraf Negara berkembang. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa pendidikan di Indonesia masih gagal dan sub-utama dari gagalnya pendidikan Indonesia adalah pendidikan karakter. Jadi Pendidikan Karakter yang dijalankan atau diterapkan di Indonesia saat ini masih gagal.
  8. Konsep Pendidikan Karakter menurut UU No.23 tahun 2003 adalah tertuang pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan ’membentuk karakter’ serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional tersebut, jelas terlihat bahwa pendidikan ada, sebagai pembentuk karakter peserta didik agar mereka mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Perlu ditegaskan bahwa dalam hal ini disebutkan karakter bangsa, bukan karakter orang per orang, dan disebutkan juga martabat bangsa bukan martabat orang per orang. Ini mengandung makna bahwa karakter dan martabat bangsa bukanlah agregat dari orang perorang melainkan ada perekat yaitu berupa nilai-nilai kultural.
  9. Pendidikan karakter mencakup tiga komponen utama yaitu: spiritual and emotional development (olah hati), intellectual development (olah pikir), dan physical and kinestetic development (olah raga dan kinestetik). Komponen yang pertama adalah olah hati, disini dimaksudkan bahwa karakter seseorang terbentuk jika dari hati orang tersebut sudah tertanam keinginan atau niatan untuk berperilaku baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku, sehingga kemantapan untuk bertindak semakin pas. Komponen yang kedua yaitu olah pikir disini dimaksudkan bahwa sebagai manusia yang memiliki akal pikiran yang sangat istimewa, kita dituntut untuk bisa memilah mana yang salah dan mana yang benar dalam hal apapun, karena kita bisa mempertimbangkan sesuatu secara realistis. Sehingga dengan pertimbangan itulah kita mampu melaksanakn/membentuk karakter kita yang baik. Komponen yang ketiga adalah olah raga dan kinestetik, disini dimaksudkan bahwa setelah melaksanakan olah hati dan olah pikiran, kita mengaplikasikannya berupa tindakan melalui bahasa tubuh kita, sehingga orang bisa menangkap karakter kita dari tindakan tersebut.
  10. Tahapan pengembangan pendidikan karakter bagi siswa SMA ada tiga tahapan yaitu tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Diawali dengan sebuah pengetahuan tentang makna dan arti penting dari pendidikan karakter baik yang diberikan oleh guru ataupun bimbingan konseling menjadi bekal utama siswa dalam menjadi insan pengenyam pendidikan. Akan tetapi, karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Namun, meski telah menjadi kebiasaan banyak pribadi yang melaksankan kebaikan tersebut hanya karena berlandasakan rasa takut akan sanksi atau teguran dari pihak lain yang memiliki kekuasaan atau tingkat lebih tinggi. Oleh karena itu dalam pendidikan karakter juga diperlukan aspek perasaan (domain affection atau emosi). Sebab tanpa aspek perasaan, manusia akan sama seperti robot yang terdoktrinasi oleh suatu paham.
Semoga postingan ini bermanfaat........





1 komentar:

  1. Apakah kaitan antara pendidikan karakter dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia? Jelaskan!

    *jawabannya apa ya kak*

    BalasHapus